Perusahaan Setrum Negara
Terlepas mahal atau tidaknya biaya listrik,
masyarakat akan tetap berterimakasih pada Perusahaan Setrum Negara (PSN), sebab
kehadiran listrik sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tapi, tidak ada kata
“terimakasih” untuk PSN bagi sebagian masyarakat Cimahi. Karena, sekitar 48.753
rumah tangga (RT) warga kota Cimahi belum merasakan nikmatnya hidup dengan
kehadiran listrik (PR, 8/10/09). Walaupun jumlah sebanyak itu diperoleh Badan
Pusat statistik (BPS) pada tahun 2008, yang pasti sampai sekarang pun Sebagian
rumah warga Cimahi masih ada yang belum teraliri listrik. Seperti yang
dikemukakan PSN APJ Kota Cimahi, bahwa lebih 80% wilayah Cimahi sudah teraliri
listrik.
Berarti sekitar dua puluh persenan wilayah Cimahi
masih belum teraliri listrik, hal ini tentu saja sangat
mengejutkan. Pasalnya, disamping Cimahi telah menjadi kota, kehadiran listrik
pun sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan, bahkan bisa jadi itu suatu
kebutuhan pokok mengingat era sekarang. Salah satu manfaat listrik adalah untuk
kemudahan rumah tangga, pendidikan (sekolah), produksi (industri), kesehatan
(Rumah Sakit), dan lain sebagainya. Salah satu pengaruh kehadiran
listrik yang terpenting yang lain juga sangat penting adalah terhadap dunia
pendidikan. Kita bisa membayangkan bagaimana kondisi suatu lembaga pendidikan
tanpa menggunakan manfaat listrik. Memang pendidikan bisa dijalankan dalam
situasi apa pun. Akan tetapi, bisa kah pendidikan tersebut berkembang dan
berjalan dengan baik tanpa adanya listrik? Tentu hal itu akan sulit.
Salah satu faktor pendukung pendidikan ialah
kelengkapan pasilitas (media pendidikan). Pasilitas pendidikan merupakan
sesuatu yang bisa membantu kelancaran pendidikan, baik proses belajar mengajar,
administrasi, pengelolaan pendidikan, dan media-media pendidiakan yang bersifat
elektrik (menggunakan listrik).Di zaman sekarang, pengelolaan pendidikan yang
bersifat administrasi perbukuan (penulisan) hampir rata-rata menggunakan
kompuer dibanding mesin tik, sebab hal itu mudah dilakukan, lebih praktis dan
hasilnya pun bagus. Di samping itu, proses-belajar mengajar pun menuntut adanya
media pembelajaran demi kemudahan proses pembelajaran atau pendidikan. Misalnya
media audio, audio visual, atau alat-alat praktek lain yang membutuhkan
listrik. Dan diantara hal-hal tersebut yang juga sangat penting adalah cahaya
yang terang.Cahaya memang bisa didapatkan dari lampu-lampu minyak, lilin dan
patromak, tapi efektipitas dan efisiensinya tidak sebaik dan seterang lampu
beraliran listrik. Nah, kalau saja tidak ada listrik, bisa dibayangkan apa yang
dilakukan para siswa sekolah saat malam hari? Mereka akan kesulitan untuk
belajar. Selain itu, pengetahuan siswa terhadap hal-hal kekomputeran
(operasional komputer atau pengetahuan tentang dunia Cyberspace, internet, yang
pasilitasnya menggunakan komputer) akan sangat terbatas. Padahal, computer untuk
zaman sekarang merupakan kebutuhan yang sangat penting. Dengan tidak adanya
listrik, dunia pendidikan (lembaga, guru dan muridnya) akan sangat sulit
berkembang, bisa jadi monoton kalau tidak mau mengatakannya ketinggalan zaman.
Dan, kita tahu, ketidak berkembangan pendidikan itu mempunyai pengaruh buruk
pada suatu masyarakat, terkhusus dalam aspek pengetahuan.
Oleh karena itu, sekiranya pemerintah terkhusus PSN
memperhatikan hal ini dengan serius, kalau pun tidak dijadikan prioritas.
Karena, bukan hanya sebagian kecil wilayah Cimahi saja yang belum teraliri
listrik, tapi wilayah-wilayah lain di Inodesia pun masih ada yang yang belum
teraliri listrik. Manfaat dan pengaruh listrik pada kehidupan itu bisa
menentukan berkembang atau tidaknya suatu pendidikan diwilayah tersebut. Lagi
pula, listrik tidak hanya berpengaruh terhadap dunia pendidikan tapi
aspek-aspek yang lain pun berpengaruh. Listrik memang bisa dihasilkan tidak
dari PSN saja, akan tetapi efektifitas dan efisiensinya tidak sebaik dan seluas
PSN. Kalau kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, sedikit-banyaknya bisa memberi
dampak tidak baik pada perkembangan pendidikan. Di satu wilayah pendidikan
berkembang atau maju dengan baik, tapi di wilayah yang lain pendidikan tidak
berkembang. Bahkan, bisa dikatakan mengalami kemunduran jika kondisi pendidikan
diwilayah tidak teraliri listrik tetap saja seperti zaman pralistrik, sedangkan
di wilayah lain perkembangan pendidikan maju dengan pesat. Kalau situasinya
seperti itu, tidak berlebihan jika mengatakan, pemerataan di Indonesia itu tidak
berjalan dengan baik, atau mungkin tidak ada. Tentu siapa pun tidak
menginginkan hal tersebut, terlebih ketidak merataan pada dunia pendidikan.
Sebab pemerataan pendidikan tetap menjadi suatu indikator kemajuan suatu bangsa.
Rakyat percaya pemerintah berupaya keras memberikan yang terbaik pada
masyarakat, termasuk pemerataan pendidikan. Adanya sekolah gratis itu bisa jadi
bukti upaya keras dan sungguh-sungguh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan.
Namun, hal-hal yang mendukung terlaksananya pendidikan itu pun sangat penting
untuk diwujudkan. Tentu kemonotan pada dunia pendidikan tidak kita kehendaki.
Nah, untuk mengantisipasi hal itu, segala sesuatu yang mendukung kelancaran
pendidikan harus dilakukan, termasuk pemerataan aliran listrik di
wilayah-wilayah Indonesia yang belum teraliri.